Pantun
merupakan salah satu jenis karya sastra Indonesia lama. Pada awalnya merupakan
karya sastra lisan. Namun, sekarang banyak juga dijumpai pantun yang tertulis.
Pantun adalah jenis puisi Melayu Lama yang
satu baitnya terdiri atas empat larik dan bersajak a – b – a – b. Larik pertama
dan kedua berupa sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat berupa isi dan
biyasanya terdiri dari 8-12 suku kata.
Sampiran tidak mempunyai
maksud, hanya diambil rima persajakannya. Jadi, jika kita hendak membuat
pantun, sebaiknya membuat dahulu isinya, kemudian menyusul sampirannya.
Berdasarkan isinya, ada pantun jenaka, pantun nasehat, dan pantun teka-teki.
Berbalas Pantun
Dahulu,
banyak orang yang bermain pantun. Bermain pantun dilakukan berpasangan dan
berkesinambungan. Permainan ini disebut berbalas pantun.
Biasanya, pantun yang dimainkan adalah
pantun jenaka. Pantun jenaka dapat menghibur hati para pemain dan penonton
karena kelucuannya. Isi pesannya berupa sindiran untuk lawan mainnya.
Coba
kamu perhatikan contoh pantun jenaka berikut ini dan bacalah secara berbalasan
Ikan
tuna bukan di tambak
Ikan
dimasak potong siripnya
Kami
tertawa terbahak-bahak,
lihat
adik ompong giginya
Ada
anak makan durian
Sayang
tidak ada pisaunya
Ada
yang ingin bepergian
Sayang
ternyata kosong dompetnya
0 komentar:
Posting Komentar